Bencana gempa dan tsunami yang terjadi September 2018 lalu telah menghancurkan sejumlah fasilitas dan infrastuktur publik di Sulawesi Tengah. Kerusakan yang cukup besar terjadi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala. Oleh sebab itu perlu dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur di lokasi tersebut, karena hal ini sangat krusial untuk memulihkan keadaan.
Beberapa infrastruktur yang dibangun adalah pembangunan kembali Jembatan Kuning yang membentang di atas Teluk Talise dan Jembatan Palu II. Selain itu juga dilakukan pembangunan huntap (hunian tetap) yang diperuntukkan bagi para korban gempa, dimana huntap ini akan dibangun pada area yang secara tata ruang merupakan area yang tidak terpengaruh oleh potensi terjadinya bencana jika terjadi tsunami.
Selain itu juga direncanakan pembangunan sabo dam yang berfungsi untuk mencegah terjadinya erosi material jika terjadi gempa. Seperti diketahui, saat terjadi gempa tahun 2018 lalu, juga terjadi erosi material yang volumenya cukup besar pada beberapa lokasi sehingga kawasan permukiman yang terkena aliran material ini tidak bisa dihuni sampai saat ini, karena material pasir terbawa ke pemukiman bahkan banyak diantaranya rumah-rumah yang hanya terlihat atapnya saja karena sekelilingnya sudah tertutup material pasir. Sehingga dengan dibangunnya sabo dam, diharapkan erosi material yang mungkin timbul jika terjadi gempa tidak akan menimpa kawasan permukiman. Sabo dam direncanakan akan dibangun diantaranya di Kabupaten Sigi, Desa Poi, Bangga, Paneki dan Salua.
Kegiatan pemulihan akibat bencana ini direncanakan tidak hanya dimaksudkan untuk memulihkan infrastruktur seperti sedia kala sebelum terjadinya gempa dan tsunami. Tetapi direncanakan agar pembangunan ini lebih baik dari kondisi sebelum terjadinya gempa, dan sudah mempertimbangkan resiko yang minimal jika bencana tersebut suatu saat terjadi lagi. Lokasi pembangunan infrastruktur juga sudah memperhatikan pola penataan ruang yang telah disusun ulang untuk meminimalkan resiko jika terjadi gempa.
Dalam hal ini kami juga ikut berkonstribusi untuk mewujudkan pembangunan kembali Sulawesi Tengah menjadi lebih baik, pada beberapa project yang didanai oleh badan pendanaan asing, baik berupa hibah atapun pinjaman lunak, diantaranya adalah pekerjaan Environmental and Social Consideration Survey of SEA (Sector Loan Project) for The Project for Development of Regional Disaster Risk Resilience Plan in Central Sulawesi.
Kebutuhan pemrakarsa project properti pada umumnya berubah dengan cepat, seiring dengan cepatnya perubahan market properti di Surabaya. Bagi pemrakarsa yang telah memiliki lahan, maka tinggal memaksimalkan penggunaan lahan sesuai dengan
Bencana gempa dan tsunami yang terjadi September 2018 lalu telah menghancurkan sejumlah fasilitas dan infrastuktur publik di Sulawesi Tengah. Kerusakan yang cukup besar terjadi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan
Pelaksanaan kegiatan mulai dari persiapan, pembuatan balok beton, penempatan balok beton, transplantasi dan pemantauan awal dilakukan dalam jangka waktu sepuluh bulan. Tetapi nelayan dan warga setempat yang dilibatkan dalam kegiatan
Pelaksanaan pembangunan infrastruktur harus direncanakan dengan matang dengan memperhatikan aspek-aspek penting, diantaranya adalah lingkungan hidup. Salah satu hal yang kami tangani adalah rehabilitasi lingkungan atas dampak pembangunan pembangkit listrik tenaga
Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) didirikan dengan maksud dan tujuan tertentu. Di dalam Akta Pendirian Perusahaan tercantum jenis usaha yang dilakukan, dimana jenis usaha ini harus sesuai dengan klasifikasi yang